ANATOMI FISIOLOGI KELENJAR TIROID
Kelenjar
tiroid dibungkus
mengitari bagian depan dari trachea bagian atas, kelenjar ini terdiri dari 2
lobus dihubungkan oleh itsmus. Kelenjar ini diperdarahi dari arteri
tiroid superior dan inferior. Tiroid terbentuk atas masa kosong yang berbentuk folikel.
Setiap folikel mempunyai dinding satu sel tebal dan mengandung koloid seperti
jeli.
Lapisan
sel-sel folikel mempunyai kemampuan yang sangat besar dalam mengekstrasi iodin
dari dalam darah dan menggabungkannya dengan tirosin asam amino, untuk
membentuk suatu hormon tri-iodotironin (T3) aktif.
Sebagian tiroksin yang kurang aktif juga dibentuk. Tiroksin (T4)
diiubah menjadi tri-iodotironin (T3) di dalama tubuh. Senyawa ini
dan intermediat tertentu disimpan dalam koloid dari folikel. Penyimpanan ini
penting, karena iodin mungkin tidak terdapat didalam diet. Dimana dalam keadaan
ini kelenjar tiroid akan membesar yang disebut Goiter
Mekanisme
pembentukan hormon Tiroid
Pembentukan
hormon tiroid dimulai dari aktivitas hipotalamus yang
menghasilkan Thyroid Releasing Hormone (TRH). TRH akan
menstimulasi Hipofisis anterior untuk menghasilkan Thyroid
Stimulating Hormon (TSH). TSH akan menstimulasi pembentukan T3 dan T4 dalam folikel dengan menggabungkan
iodin dalam darah dan tirosin asam amino.
Pembentukan
TSH dihambat oleh tingginya kadar hormon tiroid.
Hormon
tiroid meningkatkan laju metabolik dari semua jaringan, mungkin dengan
meningkatkan sintesa enzim pernafasan dalam sel.
GANGGUAN
PADA THYROID
Terdapat
3 kelainan tiroid :
- Pembesaran tiroid (goiter)
- Hipotiroid
- Hpertiroid
Goiter
Merupakan
pembesaran pada tiroid karena suatu keadaan tertentu.
Etiologi
dari goiter antara lain adalah adalah
defisiensi yodium atau gangguan kimia intra tiroid. Akibat gangguan ini
kapasitas kelenjar tiroid untuk mensekresikan tiroksin terganggu, mengakibatkan
peningkatan kadar TSH dan hiperplasian serta hipertrofi folikel-folikel
tiroid.
Hipotiroid
Merupakan
keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat
dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid. Keadaan ini terjadi akibat
kadar hormone tiroid berada dibawah nilai optimal.
Hipotiroid
dibagi menjadi 3 tipe:
- Hipotiroid primer : kerusakan pada kelenjar
tiroid
- Hipotiroid sekunder: akibat defisiensi sekresi TSH
oleh hipofisis
- Hipotiroid Tersier : Akibat defiensi sekresi TRH
oleh hipotalamus
Etiologi
•
Hipothyroid primer
– Kelainan kongenital (cretinisme)
– Kelainan sintesis hormone
– Defisiensi iodine prenatal dan
postnatal
– Obat-obat antithyroid
– Terapi pembedahan atau radioaktif
pada hyperthyroid
•
Hipothyroid sekunder (kelainan
pituitari)
– Penurunan stimulasi normal kelenjar
thyroid, akibat malfungsi hipofise.
•
Hipothyroid tertier (kelainan
hipothalamus)
– Hipotalamus gagal memproduksi TRH
sehingga sekresi TSH menjadi rendah.
Patofisiologi
• Kelenjar thyroid membutuhkan iodine
untuk sintesis dan sekresi hormone thyroid.
• Produksi hormon thyroid tergantung
sekresi TSH oleh hipofise anterior dan ingesti iodine yang adekuat.
• Hipotalamus juga mengatur sekresi
TSH melalui sistem feedback negative.
• Jika seseorang kekurangan diet
iodine atau produksi hormon thyroid terhambat, maka akan terjadi pembesaran
thyroid untuk mengkompensasi defisiensi hormonal.
• Pembesaran kelnjar thyroid juga
sebagai respon terhadap peningkatan TSH.
Manifestasi
Klinis
– Penurunan HR + penurunan SV =
penurunan CO
– Kebutuhan oksigen miokardium menurun
– Peningkatan tahanan vaskuler perifer
– Hiperlipidemia
–
Hiperkolestrolemia
– Anemia
– Penurunan transportasi oksigen
– Hiperkapnea
– Kelemahan otot pernapasan
– Dyspnea
– Retensi cairan
– Penurunan output urine
– Hiponatremi dilusi
– Penurunan produksi eritropoetin
• Gasterointestinal :
– Penurunan peristaltik
– Anoreksia
– Peningkatan BB
– Konstipasi
– Penurunan metabolisme protein
– Peningkatan lipid serum
– Uptake glukosa lambat
– absorbsi glukosa lambat
• Muskuloskeletal :
– Nyeri yang berpindah-pindah
– Kejang otot
– Pergerakan lambat
– Peningkatan densitas tulang
– Penurunan pembentukan tulang
• Integumen :
– Kulit kering dan bersisik
– Rambut mudah dicabut
– Kuku kaku
– Edema periorbital
– Tidak tahan terhadap dingin
• Endokrine :
– Thyroid membesar atau normal
• Neurologi :
– Penurunan refleks tendon
– Fatigue
– Somnolen
– Bicara lambat
– Apati, depresi, paranoia
– Gangguan memori jangka pendek
– Letargi
• Reproduksi :
– Wanita : menorragia, anovulasi, mensturasi
tidak teratur, penurunan libido
– Pria : penurunan libido, impoten.
• Lain-lain :
– mixedema. (Penurunan kecepatan
metabolisme drastis, hipoventilasi yang menyebabkan asidosis respiratori,
hipotermi, dan hipotensi)
Asuhan
Keperawatan
– Tentukan adanya tanda-tanda yang menunjukkan penurunan
kecepatan metabolisme.
– Kaji riwayat diet, khususnya intake
iodine.
– Tanyakan adanya riwayat pengobatan
hiperthyroid sebelumnya seperti pembedahan atau radioaktif iodine atau obat
antithyroid.
– Observasi tanda-tanda hipothyroid.
1. Perubahan nutrisi : lebih dari
kebutuhan tubuh s.d. penurunan metabolisme tubuh.
Implementasi
: Diet rendah kalori hingga berat
badan stabil atau ideal.
2. Intoleransi aktifitas s.d. kelemahan
dan apati, sekunder penurunan kecepatan metabolisme.
Implementasi
:
• Batasi aktifitas.
• Tingkatkan aktifitas fisik dan
mental secara bertahap, bila telah memperoleh hormone thyroid.
3. Konstipasi s.d. penurunan
peristaltik.
Implementasi
• Dorong untuk lebih banyak aktifitas
• Berikan minum 6-8 gelas air setiap
hari
• Tingkatkan diet tinggi serat :
buah-buahan segar, sayuran, dll.
• Stool softener
4. Resiko tinggi gangguan integritas
kulit s.d. edema dan kulit kering
Implementasi
:
• Monitor sakrum, cocyx, skapula,
daerah tertekan lain terhadap kerusakan jaringan.
• Rubah posisi secara teratur
• Tempatkan pada tempat tidur dengan
penekanan minimal.
5. Hipotermia s.d. penurunan kecepatan
metabolisme
Implementasi
:
• Tempatkan pada lingkungan yang
nyaman dan hangat.
• Bila perlu, selimut ekstra atau penghangat
Hipertiroid
Respon
jaringan tubuh terhadap pengaruh
metabolic hormone tiroid yang berlebihan. Keadaan ini dapat timbul
spontan atau akibat asupan tiroid yang
berlebihan.
Thyrotoksikosis adalah manifestasi klinik yang
terjadi bila jaringan tubuh dirangsang oleh peningkatan hormon thyroid.
Patofisiologi
• Hiperthyroid ditandai oleh kontro
regulasi normal hormon thyroid ¯, menyebabkan
hormon thyroid, mengakibatkan hipermetabolisme dan aktifitas sistem saraf simpatik.
• Jumlah hormon thyroid merangsang
sistem jantung dan
jumlah reseptor andrenergik, menyebabkan tachicardi dan CO, SV, aliran darah perifer.
• Metabolisme meningkat tajam,
menyebabkan balance nitrogen negatif, ¯
lipid dan status nutrisi ¯ .
Manifestasi
Klinik
– Peningkatan HR + peningkatan SV =
peningkatan CO
– Peningkatan konsumsi oksigen
– TD sistolik meningkat 10-15 mmHg
– TD diastolik meningkat 10-15 mmHg
– Palpitasi
– Nadi cepat dan kuat
– Kemungkinan CHF dan edema
– Peningkatan kecepatan dan kedalaman
pernapasan
– Napas pendek
– Retensi cairan
– Output urine menurun
– Peningkatan peristaltik
– Peningkatan nafsu makan
– Berat badan menurun
– Diare
– Peningkatan penggunaan protein
jaringan
– Penurunan serum lipid
– Peningkatan sekresi
gasterointestinal, muntah, nyeri abdomen
– Balance nitrogen negatif
– Malnutrisi
– Fatigue
– Kelemahan otot
– Gangguan koordinasi dan tremor
– peningkatan keringat
– Kulit lembab
– Warna kulit kemerahan
– Rambut : lembut dan mudah dicabut
– Tidak tahan terhadap panas
- Endokrin : pembesaran thyroid
- Neurologi :
– Peningkatan refleks tendon
– Tremor halus
– Nervous, kelalahan
– Emosi tidak stabil : kecemasan,
kawatir dan paranoia
– Wanita : amenore, mensturasi tidak
teratur, penurunan fertilitas, kecenderungan abortus spontan.
– Laki-laki : impoten, poenurunan
libido, penurunan perkembangan seksual sekunder
Pemeriksaan
penunjang :
- TRH menurun
- TSH menurun
- T4 meningkat
- T3 meningkat
Asuhan
Keperawatan
Aktifitas
/ Istirahat
S
: insomnia, sensitifitas meningkat, otot lemah.
O
: atrofi otot
Eliminasi
:
S
: Peningkatan urine, perubahan feces, diare.
Integritas
ego :
S
: mengalami stres fisik atau emosional
O
: emosi labil (euphoria sampai delirium), depresi
Pernapasan
:
O
: peningkatan frekuensi napas, tachipnea, dispnea, edema paru.
Keamanan
:
S : tidak tahan
terhadap panas, keringat berlebihan.
O : suhu tubuh meningkat, diaporesis, kulit halus, hangat
dan kemerahan, exopthalmus.
Seksualitas
:
S : penurunan libido, hipermenore, amenore, impoten.
1.
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh s.d.
peningkatan kecepatan metabolisme
Implementasi
:
– Diet tinggi kalori, tinggi protein.
(4000-5000 kalori dengan tinggi protein).
– Makan 6 kali porsi besar
– Hindari makan yang meningkatkan
peristaltik
– Timbang berat badan setiap hari,
laporkan bila terjadi penurunan 2 kg/hari
– Suplemen vitamin B Compleks
2.
Intoleransi aktifitas s.d. kelelahan
sekunder peningkatan kecepatan metabolisme
Implementasi :
– Tempatkan lingkungan yang
meningkatkan istirahat fisik dan mental
– Bantu klien rileks
– Batasi pengunjung dan (private room)
3.
Resiko injuri : ulserasi kornea,
infeksi dan kebutaan s.d. ketidakmampuan menutup mata sekunder ekxopthalmus
Implementasi
:
– Instruksikan untuk memakai kaca mata
gelap
– Batasi intake garam
– Penggunaan diuretik, glukokortokoid,
mwthylcellulose 0,25%.
4.
Hipertemia s.d. peningkatan
kecepatan metabolisme
Implementasi
:
– Tempatkan di lingkungan dingin
– Gunakan sprei tipis
– Ganti sprei sesering mungkin.
Asuhan
Keperawatan Hipotiroid
1.
Definisi
Hipotiroidime merujuk pada kondisi yang dikarakteristikakan oleh tak
disekresikannya hormon-hormon tiroid. Ini dimanifestasikan dengan pelambatan
semua fungsi tubuh dan mental secara umum (Barbara:568).
Hipotiroidime merupakan keadaan yang ditandai dengan terjadinya hipofungsi
tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh gejala-gejala kegagalan tiroid.
Keadaan ini terjdai akibat kadar hormon tiroid dibawah nilai optimal
(Brunner&Suddarth:1299).
Hipotiroid adalah penurunan sekresi hormon kelenjar tiroid sebagai akibat
kegagalan mekanisme kompensasi kelenjar tiroid dalam memenuhi kebutuhan
jaringan tubuh akan hormon-hormon tiroid . (Hotma Rumahorbo S.kep,1999)
2. Tipe Ada beberapa tipe hipotiroidime :
a. Hipotiroidime primer (tiroidal)
Hipotiroidime primer (tiroidal) ini mengacu kepada difungsi kelenjer tiroid itu
sendiri. Lebih dari 95% penderita hipotiroidime mengalami hipotiroidime tipe
ini.
b. Hipotiroidime sentral (hipotiroidime sekunder/pituitaria)
Adalah disfungsi tiroide yang disebabkan oleh kelenjer hipofisis, hipolatamus,
atau keduanya.
c. Hipotiroidime tertier (hipotalamus)
Ditimbulkan oleh kelainan hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidak
adikuat aktibat penurunan stimulasi TRH.
d. Kretinisme
Adalah difisiensi tiroid yang diderita saat lahir. Pada keadaan ini, ibu
mungkin juga menderita difisiensi tiroid.
e. Miksedema
Adalah penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan supkutan dan intersisial
lainnya. Meskipun meksedema terjadi pada hipotiroidime yang sudah berlangsung
lama dan bera, istilah tersebut hanya dapat digunakan untuk menyatakan gejala
ekstrim pada hipotiroidime yang berat (Brunner&Suddarth:1300).
3. Etiologi
Penyebab hipotiroidime yang paling sering ditemukan pada orang dewasa adalah
tiroiditis otoimun (tiroiditis hashimoto), dimana sistem imun menyerang
kelenjer tiroid. Gejala hipertiroidime dan kemudian dapat diikuti oleh gejala
hipotiroidime dan miksedema.
Hipotiroidime juga sering terjadi pada pasien dengan riwayat hipertiroidime
yang mengalami terapi radioiodium, pembedahan, atau preparat antitiroid.
Kejadian ini paling sering ditemukan pada wanita lanjut usia. Terapi radiasi
untuk penanganan kanker kepala dan leher kini semakin sering menjadi penyebab
hipotiroidime pada lansia laki-laki. Karena itu, pemeriksaan fungsi tiroid
diajurkan bagi semua pasien yang menjalani terapi tersebut
(Brunner&Suddarth:1300).
Penyebab hipotiroidime yang lain :
a. Tiroidtis limfositik kronik (tiroiditis hashimoto)
b. Atrofi kelenjer tiroid yang menyertai proses penuaan
c. Terapi untuk hipertiroidime:
1) Lodium redioaktif
2) tiroidektomi
d. Obat-obatan:
1) Litium
2) Senyawa iodium
e. Radiasi pada kepala dan leher untuk penanganan kenker kepala dan leher,
limfoma
f. Penyakit infiltratif pada tiroid (amiloidosis,skleroderma)
g. Defisiensi dan kelebihan iodium
(Brunner&Suddarth:1300)
4. Tanda dan gejala
Tanda dan Gejala lain nya :
• rasa capek
• intoleransi trhadap dingin
• kulit terasa kering
• bicara lamban
• muka seperti bengkak
• rambut alis mata lateral rontok
• dimensia
• dispnea
• suara serak
• otot lembek
• depresi • obtipasi
• edema ekstremitas
• kesemutan pendenagaran kurang
• anoreksia
• nervositas
• kuku mudah patah
• nyeri otot
• menorrahgia
• nyeri sendi
• angina pektoris
• dismenore
• eksolfamos
Tanda klinik
• kulit kering
• gerak lamban
• edema wajah
• kulit dingin
• fase relaksasi refleks acchilles menurun
• biacara lamban
• lidah tebal • suara serak
• kulit pucat
• otot lembek, kurang kuat
• obesitas
• endema ferifer
• bradikardi
• suhu rendah
5.Manifestasi Klinis
• Edema periorbita
• wajah seperti bulan ( moon face ) wajah kasar
• suara serak
• pembesaran leher
• lidah tebal
• sensitifitas terhadap opioid dan transkuilizer meningkat
• ekspresi wajah kosong, lemah
• haluan urine menurun
• anemi
• mudah berdarah
6. Patofisiologi
Iodium merupakan semua bahan utama yang dibutuhkan tubuh untuk pembentukan
hormon tyroid. Bahan yang mengandung iodium diserap usus, masuk ke dalam
sirkulasi darah dan ditangkap paling banyak oleh kelenjar tyroid. Dalam
kelenjar, iodium dioksida menjadi bentuk yang aktif yang distimuler oleh Tiroid
Stimulating Hormon kemudian disatukan menjadi molekul tiroksin yang terjadi
pada fase sel koloid. Senyawa yang terbentuk dalam molekul diyodotironin
membentuk tiroksin (T4) dan molekul yoditironin (T3). Tiroksin (T4) menunjukkan
pengaturan umpan balik negatif dari sekresi Tiroid Stimulating Hormon dan
bekerja langsung pada tirotropihypofisis, sedang tyrodotironin (T3) merupakan
hormon metabolik tidak aktif. Beberapa obat dan keadaan dapat mempengaruhi
sintesis, pelepasan dan metabolisme tyroid sekaligus menghambat sintesis
tiroksin (T4) dan melalui rangsangan umpan balik negatif meningkatkan pelepasan
TSH oleh kelenjar hypofisis. Keadaan ini menyebabkan pembesaran kelenjar
tyroid.( Hotma Rumahorbo,1999)
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan T3 dan T4 serum
è Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga
terjadi hipotiroid
2. Pemeriksaan TSH
è Diproduksi kelenjar hipofise merangsang kelenjar tiroid
untuk membuat dan mengeluarkan hormon tiroid. Saat kadar hormon tiroid menurun,
maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH menggunakan uji sensitif merupakan
scirining awal yang direkomendasikan saat dicurigai penyakit tiroid. Dengan
mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan anatara pasien
hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH nrmal dapat
menyingkirkan penyakit tiroid primer.
è Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid.
3. Pemeriksaan USG dan scan tiroid
è Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk
kelenjar tiroid dan nodul.
(Hotma Rumahorbo, 1999)
8. Pentalaksanaan
Tujuan primer penatalaksaan hipotioidisme adalah memulihkan metabolisme pasien
kembali kepada keadaan metabolik normal dengan cara mengganti hormon yang
hilang. Levotiroksin sintetik (Synthroid atau Levothroid) merupakan preparat
terpilih untuk pengobatan hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter nontoksik.
Yang perlu diperhatikan adalah :
a. Dosis awal
b. Cara menaikan dosis tiroksin
Tujuan pengobatannya :
a. Meringankan keluhan dan gejala
b. Menormalkan metabolisme
c. Menormalkan TSH
d. Membuat T3 dan T4 normal
e. Menghindari komplikasi dan resiko
Beberapa prinsip dapat digunakan dalam melaksakanan subsitusi:
a. Makin berat hipotiroidisme, makin rendah dosisi awal dan makin landai
meningkatan dosis.
b. Geriatri dengan angina pektoris, CHF, gangguan irama, dosis harus hati-hati.
Tiroksin dianjurkan minum pagi hari dalam keadaan peru kosong dan tidak bersama
bahan lain yang menggangu serapan usus. Contohnya pada penyakit sindrom
malabsorsi, short bowel sindrome, sirosis, obat (sukralfat, alluminium
hidroksida, kolestiramin, formula kedele, sulfat, ferosus, kalsium kalbronat
dll) ( Aru W. sudoyo:1939).
Penatalaksanaan medis umum lainnya :
a. Farmakoligi:
- Penggantian hormon tiroid seperti natrium levotiroksin(synthoroid), natrium
liotironin (cytomel).
b. Diet rendah kalori (Barbara Endang:569)
ASUHAN KEPERAWATAN
HIPOTIROID
1. PENGKAJIAN
a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat, dll.
b. Keluhan utama : sesak nafas, sulit menelan, pembengkakan pada leher, pasien
nampak gelisah, tidak mau makan
c. Riwayat kesehatan sekarang :
- rasa capek
- intoleransi terhadap dingin
- kulit terasa kering
- bicara lamban
- dimensia
- dispnea
- suara serak
- sulit menelan
- gangguan haid : menorrhagia dan amenore
- rambut rontok dan menipis
- kulit tebal karena penumpukan mukopolisakarida dalam jaringan sub cutan
- pasien sering mengeluh dingin walaupun dalam keadaan hangat
d. riwayat kesehatan dahulu :
- riwayat hipertiroidime yang mengalami terapi radioiodium
- riwayat pembedahan atau preparat antitiroid
- riwayat Penyakit infiltratif pada tiroid
- riwayat kekurangan iodium
e. riwayat kesehatan keluarga :
- tidak ada anggota keluarga yang sakit.
f. Pemeriksaan fisik:
1. Sistem integumen seperti kulit dingin, pucat , kering, bersisik dan
menebal,pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal, rambut kering, kasar, rambut
rontok dan pertumbuhannya rontok.
2. Sistem pulmonari seperti hipoventilasi, pleural efusi, dispnea
3. Sistem kardiovaskular seperti bradikardi, disritmia, pembesaran jantung,
toleransi terhadap aktifitas menurun, hipotensi.
4. Metabolik seperti penurunan metabolisme basal, penurunan suhu tubuh,
intoleransi terhadap dingin.
5. Sistem muskuloskeletal seperti nyeri otot, kontraksi dan reaksasi otot yang
melambat.
6. Sistem neurologi seperti fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat
dan terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen,
bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom.
7. Gastrointestinal seperti aanoreksia, peningkatan berat badan, obstipasi,
distensi abdomen.
8. Sistem reproduksi, pada wanita: perubahan menstruasi seperti amenore atau
masa menstruasi yang memanjang, infertilitas, onovulasi dan penurunan libido.
Pada pria: penurunan libidi dan impotensia.
9. Psikologis dan emosional ; apatis, igitasi, depresi, paranoid, menarik diri,
perilaku maniak(Hetma:52).
g. Pemeriksaan Penunjang :
- T3 dan T4 serum
Jika kadar TSH meningkat, maka T3 dan T4 menurun sehingga terjadi hipotiroid
- Pemeriksaan TSH
Saat kadar hormon tiroid menurun, maka TSH akan menurun. Pemeriksaan TSH
menggunakan uji sensitif merupakan scirining awal yang direkomendasikan saat
dicurigai penyakit tiroid. Dengan mengetahui kadar TSH, maka dapat dibedakan
anatara pasien hipotiroid,hipertiroid dan orang normal. Pada dasar nya TSH
nrmal dapat menyingkirkan penyakit tiroid.
Kadar TSH meningkat sehingga terjadi hipotiroid.
- Pemeriksaan USG
Memberikan informasi yang tepat tentang ukuran serta bentuk kelenjar tiroid dan
nodul.
h. Analisa data:
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus
sensorik sebagai akibat oftalmopati
Data yang didapat : fungsi intelektual yang lambat, berbicara lambat dan
terbata-bata, gangguan memori, perhatian kurang, letargi atau somnolen,
bingung, hilang pendengaran, parastesia, penurunan refleks tendom.
2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat bradikardi,
hipotensi.
Data yang didapat : bradikardi
Disritmia
Pembesaran jantung
Hipotensi
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan
metabolisme, napsu makan menurun.
Data yang didapat : anoreksia
Obtipasi
Distensi abdomen
Hemoglobin menurun
Dingin,pucat,kering,bersisik dan menebal
Pertumbuhan kuku buruk, kuku menebal
4. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan tenaga/ kelelahan, ekspansi paru yang
menurun, dispnea.
Data yang didapat : hipoventilasi
Dispnea
Efusi pleural
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus
sensorik sebagai akibat oftalmopati
2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat
bradikardi, hipoventilasi.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan
metabolisme: napsu makan menurun.
3. INTERVENSI
Dx 1. Gangguan persepsi sensori (penglihatan) b.d gangguan transmisi impus
sensorik sebagai akibat oftalmopati
Tujuan : klien tidak mnegalami penurunan visus yang lebih buruk dan tidak
terjadi trauma/cedera pada mata
Intervensi ;
1. Anjurkan pada klien bila tidur dengan posisi elevasi kepala
2. Basahi mata dengan borwater steril
3. Jika ada photophobia, anjurkan klien mengguanakan kacamata rayben
4. Jika klien tidak dapat menutup mata rapat pada saat tidur, gunakan plester
non alergi
5. Berikan obat-obatan steroid sesuai program. Pada kasus-kasus yang berat,
biasanya dokter memberikan oabat-obat untuk mengurangi edema seperti steroid
dan diuretik.
Dx 2. Penurunan curah jantung b.d penurunan volume sekuncup sebagai akibat
bradikardi, hipoventilasi.
Tujuan : fungsi kardiovaskuler tetap optimal ditandai dengan tekanan
darah,irama jantung dalam batas normal.
Intervensi :
1. Pantau tekanan darah, denyut dan irama jantung setiap 2 jam untuk
mengindikasi kemungkinan terjadinya gangguan hemodinamik jantung seperti
hipotensi, penurunan haluaran urine dan perubahan status mental.
2. Anjurkan klien untuk memberitahu perawat segera bila klien mengalami nyeri
dada, karena pada klien dengan hipotiroid kronik dapat berkembang
arteiosklerosis arteri koronaria.
3. Kolaboras pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejal-gejal.
Oabat yang sering diguanakn adalah levotyroxine sodium.
Observasi dengan ketat adanya nyeri dada dan dispnea. Pada dosis awal pemebrian
obat biasanya dokter memberikan dosis minimal yang ditingkatkan secara bertahap
setiap 2 – 3 minggu sampai diemukan dosis yang tepat untuk pemeliharaan.
4. Ajarkan kepada klien dan keluarga cara pengguaan obat serta tanda-tanda yang
harus diwaspai bila terjadi hipertiroid akiabt penggunaan oabt yang berlebihan.
Dx 3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan kebutuhan
metabolisme: napsu makan menurun.
Tujuan : nutrisi klien dapat terpenuhi dengan kriteria : berat badan
bertambah,tekstur kulit baik.
Intervensi :
1. Dorong peningkatan asupan cairan
2. Berikan makanan yang kaya akan serat
3. Ajarkan kepada klien, tentang jenis -jenis makanan yang banyak mengandung
air.
4. Pantau fungsi usus
5. Dorong klien untuk meningkatkan mobilisasi dalam batas-batas toleransi
latihan.
6. Kolaborasi : untuk pemberian obat pecahar dan enema bila diperlukan
4. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan keperawatan merupakan perwujudan dari rencana keperawatan yang
telah dirumuskan dalam rangka memenuhi kebutuhan pasien secara optimal dengan
menggunakan keselamatan, keamanan dan kenyamanan pasien. Dalam melaksanakan
keperawatan, haruslah dilibatkan tim kesehatan lain dalam tindakan kolaborasi
yang berhubungan dengan pelayanan keperawatan serta berdasarkan atas ketentuan
rumah sakit.
5. EVALUASI
tingkat keberhasilan dari asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.
Dari rumusan seluruh rencana keperawatan serta impelementasinya, maka pada
tahap evaluasi ini akan difokuskan pada :
1. Apakah jalan nafas pasien efektif?
2.Apakah pasien telah mengerti tentang proses penyakitnya serta tindakan
perawatan dan pengobatannya?
3. Apakah kebutuhan nutrisi pasien telah terpenuhi?
4. apakah tekanan darah, detak dan irama jantung pasien normal?
5. apakah integritas kulit pasien baik?
I.Pengertian
a. Hipertiroid
- Pengeluaran hormone tiroid
yang berlebihan diperkirakan terjadi akibat stimulasi abnormal
kelenjar tiroid oleh immunoglobulin dalam darah
- Hipertiroidi ialah sekresi
hormone tiroid yang berlebihan, dimanifestasikan melalui peningkatan
metabolisme.
b.Hipotiroidisme
- Hipotiroidisme ialah sekresi
tiroid yang tidak adekuat selama perkembangan janin dan neonatus yang nantinya
akan menghambat pertumbuhan fisik dan mental (kretinisme), karena penekanan aktivitas
metabolic tubuh secara umum.Pada orang dewasa hipotiroidisme memiliki gambaran
klinik berupa letargi,proses berfikir yang lambat dan perlambatan fungsi yang
menyeluruh
- Keadaan yang ditandai dengan
terjadinya hipofungsi tiroid yang berjalan lambat dan diikuti oleh tanda-tanda
kegagalan tiroid.
II. Etiologi
a. Hipertiroid
Tiroiditis dan penggunaan hormone
tiroid yang berlebihan
b. Hipotiroid
Tiroiditis autoimun (tiroiditis
Hashimoto), dimana system imun menyerang kelenjar tiroid.
Tipe
- hipotiroidisme primer : atau tiroidal yang
mengacu pada disfungsi kelenjar tiroid
- Hipotiroidisme sentral : disfungsi tiroid disebabkan
oleh kegagalan kelenjar hipofisis, hipotalamus
- Hipotiroidisme sekunder / pituitaria : sepenuhnya oleh
kelainan hipofisis
- Hipotiroidisne tertier : kelainan
hipotalamus yang mengakibatkan sekresi TSH tidah adekuat atau penurunan
TRH
III. Patofisiologi
- Hipotiroid
Kelainan
hipotalamus
Hipertiroidisme ibu
penderita Tiroiditis autoimun
defisiensi tiroid
stimulasi
TRH Terapi
pembedahan
Sistem imun merangsang
preparat
antitiroid
kelenjar tiroid
Sekresi TSH tidak
sekresi TSH
adekuat
Hipotiroid
- Hipertiroid
Penyakit
Grave
Tiroiditis Golter
multinodular toksik Tumor
Merangsang
Bakteri,jamur,
autoimun tiroid
Kadar TSH
aktivitas
tiroid
parasit
Inflamasi pada
kelenjar tiroid
masuk aliran darah
hipertiroidisme
IV. Manifestasi Klinis
- Hipertiroid
- Gelisah (peka rangsang berlebihan dengan emosional),
mudah marah, ketakutan, tidak dapat duduk dengan tenang, menderita karena
palpitasi, nadi cepat dalam istirahat dan latihan.
- Toleransi terhadap panas buruk dan banyak berkeringat,
kulit kemerahan dan mudah menjadi lunak,hangat dan lembab.
- Pasien lansia mungkin mengeluhkan kulit kering
gatal-gatal menyebar
- Mungkin teramati tremor halus tangan
- Mungkin menunjukkan eksoftalmus
- Gejala lain mencangkup peningkatan nafsu makan dan
masukan diet, penurunan berat badan progresif,otot secara abnormal mudah
letih, kelemahan,amenore, dan perubahan fungsi usus (diare)
- Kisaran nadi antara 90 dan 100 kali permenit, tekanan
darah sistolik (bukan diastolic) meningkat.
- Mungkin terjadi fibrilasi atrium dan dekompensasi
jantung dalam bentuk gagal jantung kongestif, terutama pada pasien
lansia.
- Osteoporosis dan fraktur
10. Penyekit dapat ringan
dengan eksaserbasi dan remisi, berakhir dengan pemulihan spontan dalam beberapa
bulan atau tahun
11. Mungkin berkembang
perilaku tidak mempunyai belas kasihan kelompok menyebabkan tubuh kurus, sangat
gelisah, delirium,disorientasi, akhirnya gagal jantung
12. Gelisah dapat disebabkan
oleh pemberian hormone tiroid yang berlebihan untuk mengobati hipertiroidisme
- Hipotiroid
Gejala dini hipotiroid tidak
spesifik, namun terdapat tanda-tanda dan gejala yang meliputi:
- Kelelahan yang ekstrim
- Kerontokan rambut
- Kuku rapuh
- kulit kering
- rasa baal
- parestasia pada jari-jari tangan
- suara kasar atau parau
- gangguan haid (menoragia atau menorrhea) disamping
hilangnya libido
Pada hipotiroid berat mengakibatkan:
- suhu tubuh dan frekuensi nadi subnormal
- kenaikan berat badan
- kulit menjadi tebal
- rambut menipis dan rontok
- wajah tampak tanpa ekspresi dan mirip topeng
- rasa dingin meski lingkungan hangat
- apatis
- konstipasi
- kenaikan kadar kolesterol serum, aterosklerosis,
penyakit jantung koroner, fungsi ventrikel kiri jelek.
Pada hipotiroidisme lanjut dapat
menyebabkan dimensia disertai perubahan kognitif dan kepribadian yang
khas.Respirasi dan apnea dapat terjadi.Serta efusi pleura dan efusi
pericardial.
Koma miksedema menggambarkan stadium
hipotiroidisme yang paling ekstrim dan berat, dimana pasien mengalami hipotermi
dan tak sadarkan diri.
V. Komplikasi
a. Hipertiroid
Terjadi krisis tirotoksik (tyroid
storm)
b. Hipotiroid
1. Meningkatkan kolesterol
2. Iskemia / infark miokard
VI. Pemeriksaan Penunjang
a. Hipertiroidisme
| T4 Serum
Ditemukan peningkatan T4 serum pada
hipertiroid.T4 serum normal antara 4,5 dan 11,5 mg/dl (58,5 hingga 150
nmol/L).Kadar T4 serum merupakan tanda yang akurat untuk menunjukkan adanya
hipertiroid.
| T3 Serum
Kadar T3 serum biasanya
meningkat.Normal T3 serum adalah 70-220 mg/dl (1,15 hingga 3,10 nmol/L).
| Tes T3 Ambilan Resin
Pada hipertiroid, ambilan T3 lebih
besar dari 35% (meningkat).Normal ambilan t3 ialah 25% hingga 35% (fraksi
ambilan relative: 0,25 hingga 0,35).
| Tes TSH (Thyroid Stimulating
Hormon)
Pada hipertiroid ditemukan kenaikan
kadar TSH serum
| Tes TRH (Thyrotropin
Releasing Hormon)
Tes TRH akan sangat berguna bila Tes
T3 dan T4 tidak dapat dianalisa.Pada hipertiroidisme akan ditemukan penurunan
kadar TRH serum.
| Tiroslobulin
Pemeriksaan Tiroslobulin melalui
pemeriksaan radio immunoassay.Kadar tiroslobulin meningkat pada hipertiroid.
b. Hipotiroidisme
| T4 Serum
Penentuan T4 serum dengan tekhnik
radio immunoassay pada hipotiroid ditemukan kadar T4 serum normal sampai
rendah.Normal kadar T4 serum diantara 4,5 dan 11,5 mg/dl (58,5 hinnga 150
nmol/L)
| T3 Serum
Kadar T3 serum biasanya dalam
keadaan normal-rendah.Normal kadar T3 serum adalah 70 hingga 220 mg/dl (1,15
hingga 3,10 nmol/L)
| Tes T3 Ambilan Resin
Pada hipotiroidisme, maka hasil
tesnya kurang dari 25% (0,25)
| Tes TRH (Thyrotropin
Releasing Hormon)
Pada hipotiroid yang disebabkan oleh
keadaan kelenjar tiroid maka akan ditemukan peningkatan kadar TSH serum.
VII. Penatalaksanaan
a. Hipertiroidisme
Tidak ada pengobatan yang ditujukan
untuk menghilangkan gejala penatalaksanaan bergantung pada etiologi
hipertiroidisme.
- Farmakologi terapi dengan obat antihipertiroid.
- Iridasi termasuk
pemberian I
atau I untuk mendapatkan efek
destruksi pada kelenjar tiroid
- Pembedahan dengan pengangkatan sebagian besar kelenjar
tiroid
Farmakoterapi
- Tujuan farmakoterapi untuk menghambat pelepasan atau
sintetis hormone
- Pengobatan yang paling umum digunakan adalah
propitiourasil (propacil, PTU), atau metimazol (tapazole)
- Tetapkan dosis rumatan, diikuti dengan penghentian
obatan secara bertyahap selama beberapa bulan.
- Obat anti tiroid merupakan kontraindikasi pada
kehamilan akhir, resiko untuk gondokkan dan kretinisme pada janin.
Agen Beta-Adrenergik
- Mungkin digunakan untuk mengontrol efek saraf simpatis
yang terjadi pada hipertiroidisme.
- Propandol digunakan untuk kegelisahan, takikardi,
tremor, ansietas, dan intoleransi panas
Radioaktif Iodin
( I)
- I diberikan untuk menghancurkan sel-sel tiroid yang
overaktif .
- I merupakan kontraindikasi dalam kehamilan dan ibu
menyusui karena radio iodine menembus plasenta dan sekresikan ke dalam
ASI.
b. Hipotiroid
Tujuan primer penatalalaksanaan
hipotiroidisme ialah memulihkan metabolisme pasien kembali kepada keadaan
metabolic normal, dengan cara mengganti hormone yang hilang.Livotiroksin
sintetik (Synthroid atau levothroid) merupakan preparat terpilih untuk pengobatan
hipotiroidisme dan supresi penyakit goiter nontoksik.Dosis terapi penggantian
hormonal berdasarkan pada konsentrasi TSH dalam serum pasien.Preparat
tiroid yang dikeringkan jarang digunakan karena sering menyebabkan kenaikan
sementara konsentrasi T3 dan kadang-kadang disertai dengan gejala
hipertiroidisme.
Hal-hal yang bisa dilakukan pada
pasien dengan hipotiroid antara lain:
| pemeliharaan fungsi vital
| gas darah arteri
| pemberian cairan dilakukan
dengan hati-hati karena bahaya intoksikasi air.
| infus larutan glukosa pekat
| terapi kortikosteroid
Asuhan Keperawatan Pada Pasien
Dengan Hipertiroidme
I. Pengkajian
a. Aktivitas / istirahat
Gejala :
insomnia, sensitivitas meningkat,otot lemah,gangguan koordinasi,
Kelelahan berat.
Tanda :
atropi otot
b. Sirkulasi
Gejala :
palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda :
disritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan
tekanan darah, takikardia, sirkulasi
kolaps, syok.
c. Eliminasi
Gejala :
urin dalam jumlah banyak, diare.
d. Intregitas Ego
Gejala :
mengalami stress yang berat baik emosional maupun fisik.
Tanda :
emosi labil, depresi.
e. Makanan / Cairan
Gejala :
kehilangan berat badan yang mendadak, nafsu makan meningkat,
makan banyak, kehausan, mual, dan
muntah
Tanda :
pembesaran tiroid, edema non – fitting
f. Pernapasan
Tanda :
frekuensi pernapasan meningkat, takipnea, dispnea
g. Seksualitas
Tanda : penurunan libido,hipomenorea,amenore,
dan impotent
II. Diagnosa Keperawatan
- Resiko terhadap penurunan curah jantung berhubungan
dengan peningkatan beban kerja jantung
- Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan intake nutrisi yang tidak adekuat.
- Perubahan suhu tubuh hipertemi berhubungan dengan
status hipermetabolik sekunder terhadap hiperaktivitas kelenjar tiroid.
- Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan
sekunder akibat laju metabolic.
III. Intervensi
1. Diagnosa
I : Resiko penurunan curah jantung
berhubungan dengan
peningkatan beban kerja jantung
Tujuan
: Klien dapat mempertahankan curah jantung yang adekuat
KH
: Tidak terjadi penurunan curah jantung/ curah jantung adekuat.
Intervensi
:
Kaji tanda-tanda vital
Kaji intake – output cairan dan
membrane mukosa kering
Kaji pengisian kapiler
Timbang berat badan setiap hari
Anjurkan untuk tirah baring
Batasi aktivitas yang tidak perlu
2. Diagnosa
II : Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake nutrisi yang tidak
adekuat
Tujuan
: Klien dapat mempertahankan intake nutrisi yang adekuat
sesuai diet makanan
KH
: – Berat badan stabil
- Tidak adanya tanda-tanda
malnutrisi
Intervensi
:
Kaji bising usus
Kaji pola nutrisi
Kaji adanya anoreksia, mual,muntah
Berikan makanan tinggi kalori yang
mudah dicerna
Hindari makanan yang dapat
meningkatan peristaltic usus
Timbang berat badan setiap hari
3. Diagnosa III
: Perubahan suhu tubuh berhubungan dengan status
hipermetabolik sekunder terhadap
hiperaktifitas kelenjar tiroid
Tujuan
: Klien dapat mempertahankan suhu tubuh dalam batas normal
(36-37 C)
KH
: Penurunan suhu tubuh sampai batas normal (36- 37 C)
Intervensi
:
Kaji tanda-tanda vital
Pantau suhu tubuh setiap 2-4 jam
Anjurkan klien untuk banyak minum
Anjurkan untuk mengenakan pakaian
yang longgar dan tipis
Berikan kompres air biasa
Kolaborasi mengenai pemberian
terapi
4. Diagnosa
IV : Intoleransi aktifitas berhubungan dengan
kelelahan sekunder
akibat hipermetabolik
Tujuan
: Klien dapat melakukan aktifitas sesuai kebutuhan secara
mandiri
KH
: Klien berpartisipasi dalam melakukan perawatan secara
mandiri
Intervensi
:
Kaji tanda-tanda vital saat
istirahat maupun saat beraktivitas
Kaji adanya sianosis, pucat,
takipnea, dispnea
Anjurkan untuk meningkatkan
istirahat
Batasi aktifitas klien
Berikan lingkungan/ suasana yang
tenang
Anjurkan untuk melakukan aktifitas
pengganti yang tidak melelahkan, seperti membaca, menonton tv atau mendengarkan
radio.
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan
Hipotiroid
I. Pengkajian
Kadar elektrolit (Ca2 dan PO34)
Kejang, kesemutan
Tanda chuostek dan Trousseau
Dispnea
Stridor laring, bronkospasme
Sianosis, disritmia
Keadaan kulit kasar,kering, bersisik
Kuku menjadi tipis dan rapuh
Rambut, alis, dan bulu mata jarang
dan tipis
Ansietas
Asupan dan keluaran setiap 8 jam
Nausea, vomitus, nyeri abdomen
Adanya ketidaknyamanan (nyeri
tulang), lemah, parastesia
Konstipasi, poliuria
II. Diagnosa Keperawatan
- pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi
ventilasi
- perubahan suhu tubuh, hipotermi berhubungan dengan
penurunan status metabolic sekunder
- konstipasi berhubungan dengan penurunan fungsi
gastrointestinal
- intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelelahan dan
penurunan kognitif
http://kyfi.wordpress.com/2011/03/16/hipertiroid-dan-hipotiroid/
III. Intervensi
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan depresi
ventilasi
Tujuan
: perbaikan status respiratori dan pemeliharaan pola nafas yang
normal
Kriteria Hasil : –
memperlihatkan perbaikan status pernafasan dan pemeliharaan
pola nafas yang normal
- menunjukkan kedalaman dan pola
respirasi yang normal
- menunjukkan pola nafas yang normal
tanpa bising tambahan pada
auskultasi
Intervensi
:
- pantau frekuensi kedalaman pola
pernapasan : oksimetri denyut nadi
- dorong pasien untuk nafas dalam
- berikan terapi sesuai program
- Perubahan suhu tubuh , hipotermi berhubungan dengan
penurunan status metabolic sekunder
Tujuan
: pemeliharaan suhu tubuh yang normal
Kriteria Hasil : –
mempertahankan suhu tubuh normal
- melaporkan rasa hangat yang adekuat
dan berkurangnya gejala
menggigil
- menggunakan tambahan lapisan
pakaian atau tambahan selimut
Intervensi
:
- Pantau suhu tubuh normal
- Hindari dan cegah penggunaan
sumber panas dari luar
- Berikan tambahan lapisan pakaian
atau tambahan selimut
3. Konstipasi
berhubungan dengan penurunan fungsi gastrointestinal
Tujuan
: Pemulihan fungsi usus yang normal
Kriteria Hasil : –
melaporkan fungsi usus yang normal
- mengenali dan mengkonsumsi makanan
kaya serat
- minum cairan sesuai yang
dianjurkan setiap hari
- mencapai pemulihan kepada fungsi
usus yang normal
Intervensi
:
- Pantau fungsi usus
- Berikan makanan kaya serat
- Dorong peningkatan asupan cairan
dalam batas-batas retriksi cairan
- Ajarkan kepada klien tentang jenis-jenis
makanan yang banyak mengandung air
4. Intoleransi aktivitas
berhubungan dengan kelelahan dan penurunan kognitif
Tujuan
: meningkatkan partisipasi dalam aktifitas dan kemandirian
Kriteria Hasil : –
melaporkan penurunan tingkat kelelahan
- memperlihatkan perhatian dan
kesadaran pada lingkungan
- berpartisipasi dalam aktifitas dan
berbagai kejadian dalam
lingkungan
- beraktifitas dalam perawatan
mandiri
Intervensi
:
- pantau respon klien terhadap
peningkatan aktivitas
- berikan stimulasi melalui
percakapan dan aktivitas yang tidak menimbulkan stress
- Bantu aktivitas perawat mandiri
ketika pasien berada dalam keadaan lelah
Kelenjar tiroid ( kelenjar gondok) adalah salah satu dari kelenjar
endokrin terbesar pada tubuh manusia. Terletak di leher, tepat dibawah jakun,
dengan diameter sekitar 5 cm. Fungsi kelenjar tiroid yaitu mengatur metabolisme
tubuh, sehingga segala sesuatunya berjalan lancar dan normal didalam tubuh
seseorang.
Hipertiroid, berarti kelenjar
gondok bekerja melebihi kerja normal sehingga biasanya kelenjar gondok membesar
dan juga akan didapatkan hasil laboratorium untuk hormon TSH, T3 dan T4 yang
berada diatas ambang normal.
Hipotiroid kebalikan dari
hipertiroid, disini kelenjar gondok bekerja dibawah normal, sehingga ketiga
hormon tadi kadarnya didalam serum dibawah angka normal.